Di dalam setiap kehidupan pasti ada penjaga yang akan menjaga
kelangsungan fungsi kehidupan. Demikian juga, dalam tubuh manusia ada sebuah
organ yang sangat vital, dimana tanpa organ tersebut, maka tidak akan ada
kehidupan. Bila organ tersebut rusak, maka rusaklah semua tubuhnya. Dan bila
organ tersebut baik, maka akan baiklah semua tubuhnya. Organ tersebut adalah
hati. Hati dalam bahasa kedokteran (yunani) disebut hepar, dalam bahasa inggris
disebut liver, merupakan sebuah organ tunggal yang Terletak dalam rongga perut
sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma, (suatu sekat batas antara perut dan
dada). Normalnya bila disentuh akan teraba halus dan kenyal.
Fungsinya tidak tergantikan.
Sebagai salah satu organ penting dalam tubuh, hati mempunyai fungsi
yang sangat banyak.
Sebagai produsen empedu, hati memproduksi empedu yang sebanyak ½
liter setiap hari. Empedu mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu,
pigmen (zat warna) bilirubin, dan biliverdin. Empedu yang dihasilkan ini
berguna untuk mencerna lemak, mengaktifkan enzim lipase, membantu menyerap zat
lemak dalam usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang
larut dalam air. Apabila saluran empedu di hati tersumbat, empedu akan masuk ke
peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. Karena cairan
empedu berwarna kuning, maka orang tadi dikatakan menderita penyakit kuning.
Hati juga memproduksi zat penting lainnnya yang sangat dibutuhkan
tubuh, seperti sebagian besar asam amino, faktor koagulasi (pembekuan darah) I,
II, V, VII, IX, X, XI dimana kalau factor ini kurang maka darah akan sulit
membeku, protein C, protein S dan anti-trobin, kalsidiol, lemak trigliserida
dan kolesterol, juga memproduksi insulin-like growth factor 1 (IGF-1), sebuah
protein polipeptida yang berperan penting dalam pertumbuhan tubuh dalam masa
kanak-kanak hingga dewasa, memproduksi enzim arginase yang mengubah arginia
menjadi ornitina dan urea, dimana
Ornitina dapat membuang racun yang masuk ke tubuh.
Jumlah darah yang beredar dalam tubuh juga dikendalikan oleh hati,
melalui trombopoiten, sebuah hormon glikoprotein yang mengendalikan produksi
keping darah oleh sumsum tulang belakang. Pada tiga bulan pertama pertumbuhan
janin, hati merupakan organ utama yang memproduksi sel darah merah, sebelum
akhirnya produksi sel darah merah diambil alih oleh sumsum tulang belakang.
Hati juga berperan dalam mengatur tekanan darah seseorang melalui
produksi angiotensinogen, yaitu sebuah hormon
yang berperan untuk meningkatkan tekanan darah ketika diaktivasi oleh renin,
sebuah enzim yang dihasilkan oleh ginjal saat tekanan darah menurun.
Selain itu, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi (alat
pengeluaran sampah tubuh). Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal
dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan
amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino.
Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.
Fungsi penting hati lainnya adalah sebagai pembunuh penyakit. Pada
jaringan hati, terdapat sel-sel Kupfer, yang sangat penting dalam mengeliminasi
dan mengusir penyakit dan organisme
asing yang masuk ke tubuh seperti bakteri dan virus. Ini menyebabkan kuman dan
virus yang masuk ke tubuh akan mati.
Yang tidak kalah pentingnya adalah hati akan memberikan kekebalan
tubuh. Dalam hati banyak terdapat sel imunologis (sel kekebalan) pada sistem
retikuendotelial yang berfungsi memberikan kekebalan tubuh, sehingga tubuh
tidak bisa diserang atau dimasuki antigen (penyakit).
Sebagai Pengatur semua fungsi tubuh, maka hati akan memecah dan
mengolah karbohidrat, lemak dan protein. Sehingga karbohidrat, lemak dan
protein tersebut bisa dimanfaatkan oleh tubuh. Hati juga merupakan tempat
cadangan gula,vitamin A (cadangan 1–2 tahun), vitamin D (cadangan 1–4 bulan),
vitamin B12 (cadangan 1-3 tahun), zat besi, zat tembaga.
Hati juga akan menghancurkan sel sel darah yang sudah mati-rusak.
Hemoglobin yang terkandung dalam sel darah
akan dipecah menjadi zat besi, globin, dan heme. Zat besi dan globin didaur
ulang, sedangkan heme dirombak menjadi metabolit (sampah) untuk dibuang bersama
cairan empedu sebagai bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau kebiruan. Di
dalam usus, zat empedu ini mengalami proses oksidasi menjadi urobilin yang
berwarna kuning, sehingga warna feses dan urin menjadi kekuningan.
Nah, sampai saat ini belum ada satu organ pun yang mempunyai fungsi
selengkap hati. Bahkan belum ada organ buatan yang mampu menggantikan fungsi
hati. Sehingga, pasien dengan kerusakan fungsi hati, banyak yang berujung pada
kematian.
Detoksifikasi Racun
Istilah detoksifikasi sudah sering terdengar saat ini. Namun hampir
semaunya berhubungan dengan herbal. Padahal dalam tubuh manusia ada sebuah
organ yang mempunyai fungsi sebagai alat detoksifikasi atau detoksifikator..
Organ ini memiliki mekanisme detoksifikasi yang mengeluarkan racun-racun dari
dalam tubuh. Nah, Liverlah yang berfungsi sebagai pusat detoksifikasi alamiah
yang mampu menetralisasikan semua racun di dalam tubuh, dimana hati selalu
melakukan proses detoksifikasi setiap hari. Jadi, detoksifikasi adalah sebuah
usaha untuk membersihkan tubuh dengan menghilangkan racun yang mengendap dalam
tubuh.
Tubuh kita adalah kuburan racun. Di zaman modern ini kira-kira ada
80 ribu jenis racun yang masuk ke tubuh lewat makanan, minuman dan udara yang
kita hirup setiap detiknya.
Racun ini ada yang berasal dari dalam tubuh kita sendiri, dan
dibuat oleh tubuh sendiri dan merupakan hasil olahan dari fungsi tubuh. Ada
pula racun yang berasal dari luar tubuh dan masuk ke dalam tubuh melalui
makanan, minuman dan udara yang kita hirup. Diperkirakan setiap tahun ada 2.000
jenis zat kimia baru buatan manusia yang masuk ke tubuh. Lebih mengerikan lagi,
diperkirakan 80 ribu zat kimia sudah telanjur masuk ke dalam tubuh. Kebanyakan
racun yang menumpuk dalam tubuh kita berasal dari gaya hidup, terutama
kebiasaan mengonsumsi makanan olahan. Makanan jenis ini mengandung zat-zat
artifisial,pengawet, penstabil, pewarna, perasa, lemak trans yang sangat
berbahaya.
Bila racun-racun ini didiamkan begitu saja, lambat laun, sedikit
demi sedikit akan terjadi pengendapan dan sangat membahayakan kesehatan tubuh
manusia. Racun yang menumpuk di dalam tubuh, dapat menyebabkan tubuh mudah
lelah, mudah jatuh sakit, wajah sayu dan kulit kusam. Sebenarnya tubuh sudah
memiliki sistem sendiri untuk membersihkan diri dari racun.
Pada dasarnya sel-sel hati memiliki 2 cara utama dalam melakukan
detoksifikasi, yang dikenal dengan jalur detoksifikasi fase 1 dan 2.
Yang pertama disebut Jalur
detoksifikasi fase-1. Di sini zat racun dalam tubuh dirubah menjadi zat tidak
berbahaya dengan bantuan enzim Cytochrome P-450. Selama proses ini, dihasilkan
suatu sampah yang berupa radikal bebas, dimana bila jumlahnya berlebihan akan
merusak sel-sel hati. Oleh karena itu sangat diperlukan zat antioksidan
(vitamin C, E , beta karotin, dll) untuk mengurangi kerusakan akibat radikal
bebas. Vitamin seperti riboflavin, niacin, dan mineral seperti magnesium, besi
dan seng dapat mendukung aktifitas sistem enzim pada phase ini. Sistem enzim
P-450 dapat rusak bila racun yang masuk kedalam tubuh sangat banyak sehingga
melebihi kemampuan merubah.
Yang kedua disebut Jalur detoksifikasi fase-2. Disini, ke dalam zat-zat
beracun, oleh hati akan ditambahkan zat
lain seperti (cysteine, glycine atau molekul sulfur) untuk dirubah menjadi zat
yang tidak berbahaya sehingga larut air dan dengan mudah dikeluarkan dari dalam
tubuh melalui cairan seperti cairan empedu atau urin. Asam amino seperti
taurine dan cysteine, glycine, glutamine, dan vitamin seperti choline dan
inositol dibutuhkan untuk meningkatkan daya detoksifikasi. Glutation sebagi
antioksidan dan pelindung hati juga dibutuhkan untuk mendukung sistem enzim
yang diperlukan dalam phase ini.
Apabila racun sangat banyak, sehingga jalur detoksifikasi phase 1
dan phase 2 menjadi terbebani, maka toksin akan menumpuk di dalam tubuh.
Kebanyakan dari toksin ini adalah larut dalam lemak dan dapat tersimpan selama
bertahun-tahun atau bahkan selamanya. Otak manusia dan kelenjar endokrin
(hormon) adalah organ yang mengandung lemak dan menjadi lokasi favorit bagi
akumulasi toksin larut dalam lemak. Hal inilah kenapa seseorang dengan banyak
toksin di tubuhnya akan terganggu otak dan hormonnya. Sehingga menimbulkan
gejala terganggunya fungsi otak dan ketidakseimbangan hormonal seperti
kemandulan, nyeri payudara, gangguan menstruasi, kelelahan kelenjar adrenal dan
menopause dini, bahkan menjadi kanker.
Hati yang rusak
Hati yang normal halus dan kenyal bila disentuh. Ketika hati
kemasukan panyakit (terinfeksi), maka
hati menjadi bengkak. Sel hati mulai mengeluarkan enzim alanin
aminotransferase ke darah. Dengan diperiksa darah di laboratorium akan
diketahui apakah hati sudah rusak atau belum. Bila kadar enzim tersebut lebih
tinggi dari normal, itu adalah tanda hati mulai rusak.
Setelah membengkak, hati mencoba memperbaiki diri dengan membentuk
bekas luka atau parut kecil. Parut ini disebut “fibrosis”, yang membuat hati
menjadi keras dan lebih sulit melakukan fungsinya. Sewaktu kerusakan berjalan,
semakin banyak parut terbentuk dan mulai menyatu, dalam tahap selanjutnya
disebut “sirosis”.
Bila kerusakan berulang dan terus menerus, maka daerah di hati yang
rusak dapat menjadi menetap dan menjadi borok. Darah tidak dapat mengalir
dengan baik pada jaringan hati yang rusak. Hati mulai menciut dan menjadi
keras. Umumnya penyakit Hepatitis C kronis biasanya akan menyebabkan kerusakan
seperti ini, seperti juga pada para peminum alkohol.
Karena sirosis bertambah parah, maka hati tidak dapat menyaring
kotoran, racun, dan obat yang ada dalam darah. Hati tidak lagi dapat memproduksi
zat-zat pembeku darah untuk menghentikan
pendarahan, sehingga orang tersebut mudah terjadi pendarahan. Cairan tubuh akan
terbentuk dan menumpuk pada perut dan kaki sehingga perut menjadi buncit dan
kaki bengkak, dan biasanya fungsi mental menjadi lambat. Bila keadaan ini sudah
terjadi maka tidak ada harapan sembuh baginya.
Peran Bekam dalam menjaga fungsi hati
Karena hati mempunyai peranan yang sangat penting, maka menghindari
zat zat beracun dalam tubuh mutlak
diperlukan. Di samping itu, organ hati perlu ditingkatkan daya kerjanya dan
diperbaiki bila ada kerusakan yang belum permanen dengan menstimulasi
sel-sel hati. Terapi Bekam adalah suatu
pengobatan dengan cara membantu hati mengeluarkan sampah-sampah metabolit
(biasanya disebut darah kotor) sisa proses detoksifikasi, juga bekerja dengan
cara menstimulasi sel sel hati agar lebih aktif dan produktif dalam bekerja.
Titik hati di tubuh bagian belakang merupakan tempat yang baik
untuk menjaga fungsi hati. Titik tersebut berada di punggung, kiri dan kanan
tulang belakang. Tepatnya terletak sejajar dengan ujung bagian bawah tulang
belikat, agak ke bawah, diantara ujung tulang rusuk (toraks) 9-10, tepat di kanan kiri ruas tulang belakang.
Selain itu bisa dilakukan bekam di titik “the door of hope”, yang disebut titik pintu
harapan. Titik ini terletak di perut, dari pusar agak keluar, ke kiri atas,
atau ke kanan atas. Tepatnya terletak pada
pada sela iga ke-7 sepanjang garis susu. Di bawah ulu hati ke samping
luar, sepanjang garis puting susu.
( Sumber : www.drwadda.com )
0 comments:
Post a Comment