Meski emosi mungkin tidak terlihat oleh teknologi medis, tapi
tetap bisa memengaruhi kesehatan Anda, sama seperti yang
dilakukan oleh organ darah dan daging Anda. “Emosi itu psikologis,” kata Karen
Lawson, M.D., seorang asisten profesor kedokteran keluarga dan kesehatan komunitas
di University of Minnesota. “Pemikiran bahwa tubuh kita terpisah dari perasaan
adalah konsep yang salah.” Pertimbangkan artikel ini untuk Anda belajar hubungan
antara amarah dengan sakit punggung, kesepian dengan tekanan darah tinggi,
kecemasan dengan demensia dan bagaimana caranya memutuskan sumbunya.
Masalah Anda : amarah.
Anda + kepala yang panas = punggung yang buruk. Ketika
seseorang marah secara meledak-ledak, rasa nyeri di punggungnya akan meningkat
secara intensif, begitu kata suatu studi di jurnal Pain. Amarah diduga bisa
menghidupkan jalur saraf yang mengirimkan ketegangan mental ke otot yang
mengelilingi tulang punggung, kata penulis studi Stephen Bruehl, Ph.D. Amarah
yang terbakar mungkin juga berhubungan dengan produksi endorfin yang tumpul,
hormon yang bisa membantu memadamkan rasa nyeri. Solusi: Ambil
Langkah Mundur. Pertama, ketahui kegeraman Anda: Apakah reaksi Anda berupa
fisik? Apakah Anda memuntahkan beberapa kata tak sopan? Apapun itu, gunakanlah
sebagai tanda untuk melangkah mundur dan berpura-puralah seperti seorang
wasit, kata psikolog Harvard Jeff Brown, Psy.D. “Cobalah untuk
menjadi wasit yang baik dengan mengamati interaksinya secara objektif.” Menjaga
jarak dan menjadi penengah dalam situasi yang Anda hadapi bisa mengurangi
amarah dan sifat agresif, begitu kata temuan studi di Ohio State University.
Masalah Anda : pesimis.
Meramal hal terburuk bisa mengakibatkan badai di otak. Orang
yang pesimis memiliki risiko stroke yang lebih tinggi dibanding orang yang
berpikir lebih positif, menurut temuan studi di Finlandia. Pemikiran negatif
yang terus menerus bisa merusak pembuluh darah dan mengganggu bagian dari
sistem saraf yang mengontrol detak jantung, membuat Anda lebih cenderung
terkena stroke,Solusi: Pakai Kacamata Merah Jambu, Bukan Kelabu. Anda mungkin
tidak selamanya optimis, tapi kemungkinan juga tidak selalu pesimis, kan? Anda
hanya butuh membangun otot-otot optimis. Setiap minggu, pilih salah satu bagian
hidup Anda, karier, kencan, dan bayangkan dekade berikutnya jika semua gol
tercapai. Latihan ini bisa meningkatkan visualisasi
hidup secara keseluruhan, kata peneliti dari University of California di
Riverside.
Masalah Anda: cemas.
Ketika taruhannya sangat tinggi, rasa cemas bisa mendorong
Anda untuk bertindak. Tapi, jika Anda khawatir secara terus-menerus, Anda
mungkin kehilangan pikiran: Studi di Inggris menemukan bahwa rasa cemas bisa
meningkatkan risiko terkena demensia (pikun). Itu karena tekanan mental kronis
bisa meningkatkan kadar glukokortikoid —dan kelebihan hormon ini membuang sel
otak serta menyusutkan pusat memori. Solusi: Latih Otak Anda. Ikuti resep
ini di gym: Lakukan paling tidak 1/2 jam kardio dalam kecepatan sedang, tiga
kali seminggu. Latihan bisa memberikan efek tenang yang sama
seperti obat-obatan penyembuh rasa cemas, menurut kesimpulan studi di Southern
Methodist University. Selanjutnya, aktivitas fisik bisa meningkatkan
pengiriman oksigen yang dibutuhkan otak untuk memperkuat dan menciptakan
memori, kata Brown.
Masalah Anda: jenuh.
Orang yang merasa stres di tempat kerja memiliki
kecenderungan 21% lebih besar mengalami diabetes, dibanding mereka yang lebih
santai, kata satu studi di Serbia. Mencoba menjaga kepala Anda tidak tenggelam
dalam tugas kantor bisa mengganggu tidur dan menyebabkan peradangan
—faktor risiko potensial penyebab diabetes. Solusi: Senyum. Obat yang
paling benar adalah dengan membuang pekerjaan dan pergilah berlibur. Jika itu
bukanlah pilihan, datangkan sikap saat Anda sedang berlibur ke meja kerja.
Tersenyum saat Anda stres bisa meringankan detak jantung, kata peneliti dari
University of Kansas. Bahkan walaupun setengah senyum, suatu ekspresi yang sama
seperti saat menahan pensil di gigi, bisa meringankan stres, kata Brown.
Masalah Anda: kesepian.
Di studi University of Chicago, orang yang kesepian
memperlihatkan peningkatan tekanan darah yang lebih cepat selama 4 tahun
dibandingkan orang yang merasa puas secara sosial. Apa yang membuat hal itu
begitu menakutkan: Peningkatan tekanan darah orang-orang yang terisolasi cukup
signifikan untuk meningkatkan risiko serangan jantung. Solusi:
Bantulah Sekitar Anda. Pria mendapat kepuasan luar biasa dari ikatan kelompok.
Dan, itulah alasan kenapa usia 20 tahunan bisa terasa sangat berat. Anda sudah
kehilangan ikatan lingkaran sosial masa-masa sekolah, tapi masih sangat
mendambakan perasaan persaudaraan itu, kata Louise Hawkley, Ph.D.,
seorang pakar ilmu saraf sosial di University of Chicago. Sarannya: Jadilah
sukarelawan. Ketika Anda bekerja dengan orang yang memiliki pemikiran yang
sama, persahabatan akan berkembang secara alami, katanya.
Masalah Anda: depresi.
Dalam suatu studi di Johns Hopkins, orang yang mengalami
depresi memiliki risiko kanker 69% lebih besar dibanding rekan-rekannya yang
lebih ceria. Bersamaan dengan waktu, depresi mungkin mengganggu hormon stres
yang terlibat dalam pertumbuhan sel dan pengaturan siklus sel, yang secara
potensial mengarah kepada kanker, kata penulis studi Alden
Gross, Ph.D. Solusi: Berpikir Apa Adanya. Orang yang terlalu percaya
diri berisiko tinggi mengalami depresi, lapor studi di University of
Pennsylvania. Alasannya: Kepercayaan diri berlebihan bisa membuat kecewa dan
membutakan Anda dari jalan untuk memperbaiki diri. Terimalah kesalahan sebagai
suatu kemungkinan, tapi sesuatu yang bisa Anda pengaruhi. Sekali Anda
mengatahui kelemahan Anda, Anda kemudian bisa mencari jalan untuk melewatinya,
kata peneliti Inggris.
Untuk mendapatkan Terapi Penyembuhan Jarak Jauh gratis silahkan klik disini.
Untuk mendapatkan Terapi Penyembuhan Jarak Jauh gratis silahkan klik disini.
( Sumber : www.menshealth.co.id )
0 comments:
Post a Comment