Tuesday, February 11, 2014

Published 10:16 AM by with 0 comment

Fisika Kuantum

Di masa lalu ada seorang guru bijak yang selalu menyelenggarakan kuliahnya di bawah sebuah pohon yang tinggi dan besar menjulang ke langit. Dan suatu hari ketika kelas sepi, anak laki-laki dari guru itu bertanya pada ayahnya dari manakah langit, bumi, dan seluruh isinya berasal. Kemudian sang ayah memintanya mengambil satu buah yang sudah kering dan banyak terserak di bawah pohon besar itu, memintanya untuk membelahnya dan melihat isinya. Ketika anak itu menemukan sebuah biji kering di dalamnya, sang ayah memintanya untuk terus membelahnya hingga ia akhirnya menemukan bahwa bijinitu ternyata kosong, hampa, tidak berisi apa-apa. Sang ayah kemudian menjelaskan kepada anaknya bahwa seperti pohon raksasa yang sudah berusia ratusan tahun itu, segala sesuatu yang ada di alam semesta ini bermula dari sesuatu yang tidak ada, kosong, dan hampa.

Di dalam dunia ilmu fisika secara umum terdapat dua pandangan yaitu fisika klasik dan fisika kuantum. Ilmu fisika klasik atau sering disebut “Newtonian” yang memulai observasinya dari benda solid yang “bisa dilihat” sehari-hari, seperti jatuhnya buah apel hingga pergerakan planet. Kepastian hukum mekanisme “bola biliar” yang diadopsi ke dalam cara kerja mesin industri yang sudah berlaku selama beberapa ratus tahun ini berhasil mengantarkan Revolusi Industri. Namun, di akhir abad 19 ketika para ilmuwan mulai membuat peralatan untuk menginvestigasi benda-benda atau sangat kecil, mereka menemukan sesuatu yang membingungkan dimana ilmu fisika Newton tidak lagi mampu menjelaskan atau memprediksikan apa yang mereka temukan di laboratorium. Sejak itu, hingga kurun waktu seratus tahun ini, suatu penjelasan ilmiah yang baru lahir untuk menjelaskan tingkah laku benda atom yang sangat kecil dan “tidak bisa dilihat”itu. Dan penelitian ilmiah tersebut membuka tabir adanya kenyataan dunia yang benar-benar baru dikenal sebagai “mekanika kuantum, fisika kuantum, atau teori kuantum.” Ilmu fisika baru ini tidak hadir untuk menggeser ilmu fisika Newton yang masih berjalan baik untuk menjelaskan benda-benda yang cukup besar dan “terlihat”. Ilmu fisika kuantum justru sengaja dimaksudkan untuk mengeksplorasi wilayah-wilayah kebendaan yang sangat kecil dan tidak mampu lagi digapai oleh “mata” fisika Newton yaitu dunia sub-atomic yang begitu kecil.

Para ahli fisika kuantum (quantum physics), yang paling popular diantaranya adalah Albert Einstein dan beberapa nama lain seperti Richard Feynman, Werner Heisenberg, Niels Bohr, David Bohm, Erwin Schrodinger, hingga Fred Alan Wolf, Amit Goswani, David Albert, dan banyak lagi. Para ilmuwan kuantum ini meneliti apa sebenarnya yang terjadi ketika sebuah benda dibelah terus-menerus hingga ke tingkat materi yang sangat kecil. Dan materi terkecil itu pun terus dibelah lagi dengan alat pemecah atom particle accelerator sampai tak terlihat hingga berubah menjadi energi yang terhalus. Dan selama bisa dilakukan, energi terhalus itu pun diusahakan untuk terus-menerus dibelah hingga akhirnya seolah  lenyap menghilang. 

Dari berbagai penelitian itu, ilmu fisika kuantum hadir membawa berita baru seperti ini : bahwa di dunia energi terhalus yang tak tampak wujudnya berlaku hukum yang berbeda dengan dunia benda yang tampak. Yaitu hukum fisika kuantum yang unik dan agak sulit dipercaya, yang diantaranya :

  1. Di level kuantum sebenarnya tidak ada benda yang padat. Semua benda di dunia pada dasarnya terbuat dari ruang hampa.
  2. Tingkah laku partikel yang berubah-ubah dari benda padat menjadi getaran vibrasi dan sebaliknya tergantung dari niat penelitinya.
  3. Berlakunya hukum ketidakpastian (uncertainty principle)
  4. Hukum non-lokalitas yang menyatakan bahwa unsur terkecil dari semua benda itu sebenarnya ada di sini dan dimana-mana sekaligus.




 ( Sumber : Buku Quantum Ikhlas )
      edit

0 comments:

Post a Comment

Terapi Pemurnian Diri. Powered by Blogger.